Evaluasi alternatif adalah suatu proses membandingkan
dari berbagai alternatif yang tersedia sehingga diperoleh pilihan terbaik.
Proses ini tentu merupakan salah satu poin terpenting dalam mengambil keputusan
pembelian suatu barang. Saat konsumen melakukan aktivitas
ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu
produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan
sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).
Philip kotler mengemukakan, “Konsumen mempelajari
merek-merek yang tersedia dan ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk
mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam menentukan keputusan pembeliannya”
(1998 : 170).
Persaingan antar perusahaan sejenis mengakibatkan
banyaknya produk pilihan yang beredar di pasaran. Namun tidak semua produk tersebut
memiliki kualitas yang sama, sehingga konsumen harus semakin selektif dan
teliti dalam memilih produk yang tersedia di pasar. Untuk
itulah konsumen harus cermat dalam mencari informasi mengenai tersedianya berbagai alternatif yang
akan memenuhi kebutuhannya nanti, dan melakukan evaluasi alternatif produk
sebelum mengambil keputusan dalam pembelian. Namun, kegiatan pencarian
informasi ini biasanya hanya dilakukan oleh konsumen yang memiliki kesadaran
akan kebutuhan dan keinginannya. Beberapa kriteria umum yang biasanya
diperhatikan konsumen dalam melakukan evaluasi alternatif pilihan produk antara
lain :
1.
Harga
Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak mengetahui kualitas produk tersebut maka harga cenderung menjadi indikator kualitas.
Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak mengetahui kualitas produk tersebut maka harga cenderung menjadi indikator kualitas.
2.
Merek
Merek terbukti menjadi faktor penentu dalam pembelian berbagai produk, seperti tas, sepatu, jam tangan, kosmetik, obat, elektronik, dll. Hal ini penting ketika konsumen sulit menilai kriteria kualitas produk, maka kepercayaan pada merek yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
Merek terbukti menjadi faktor penentu dalam pembelian berbagai produk, seperti tas, sepatu, jam tangan, kosmetik, obat, elektronik, dll. Hal ini penting ketika konsumen sulit menilai kriteria kualitas produk, maka kepercayaan pada merek yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3. Negara Produsen
Beberapa konsumen pun bahkan mempertimbangkan dari negara mana suatu produk dihasilkan. Tidak sedikit negara – negara yang telah dijadikan icon khusus untuk produk – produk tertentu. Seperti parfum dan produk fashion dari Perancis dan Itali, Jam tangan, jaket dan dompet kulit dari Swiss, produk elektronik dari Jepang, dll.
Beberapa konsumen pun bahkan mempertimbangkan dari negara mana suatu produk dihasilkan. Tidak sedikit negara – negara yang telah dijadikan icon khusus untuk produk – produk tertentu. Seperti parfum dan produk fashion dari Perancis dan Itali, Jam tangan, jaket dan dompet kulit dari Swiss, produk elektronik dari Jepang, dll.
Selain kriteria di atas, bahkan tidak jarang
konsumen yang melakukan penilaian kinerja, dan pengaruh dari masing – masing alternatif
terhadap gengsi, kesenangan, dan kepuasan pribadinya sebagai dasar evaluasi. Biasanya,
dalam melakukan evaluasi terhadap alternatif produk, konsumen cenderung
menggunakan dua tipe informasi, yaitu :
-
Mengetahui merek yang konsumen rencanakan untuk
digunakan dalam memilih
- Menyusun kriteria
- kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi setiap merek
Menurut Sutisna, "Setidak-tidaknya ada dua
kriteria evaluasi alternatif. Pertama adalah manfaat yang diperoleh dengan
membeli produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan"(2001:22). Namun, proses evaluasi
alternatif produk pun pada akhirnya tergantung pada masing-masing individu dan
situasi membeli spesifik saat itu. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan
perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang
sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli
berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang
konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya
pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran
pembelian. Namun, selama proses evaluasi konsumen akan belajar
dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah. Pengalaman
konsumsi secara langsung pun akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli
merek yang sama lagi ataukah menggunakan merk yang lain untuk membandingkan
kualitas mana yang lebih baik dari produk sejenis. Konsumen dengan keterlibatan
emosional dan keterlibatan yang tahan lama dalam mengavaluasi suatu produk
dikategorikan sebagai konsumen dengan keterlibatan yang tinggi. Hal ini
menyebabkan konsumen lebih banyak
mencari informasi serta lebih berhati – hati dalam melakukan keputusan
pembelian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar