Ada
banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan proses pengambilan
keputusannya dalam pembelian suatu barang, antara lain keluarga dan rumah
tangga. Saat ini keberadaan keluarga dan rumah tangga sangat berpengaruh
terhada pola hidup dan prilaku konsumsi seseorang. Hal ini didasari pada gaya
hidup keluarga maupun rumah tangga itu sendiri. Semakin tinggi derajat
keluarga, semakin tinggi juga kebutuhan hidup. Biasanya yang paling
dipengaruhi dalm hal pola konsumsi dalam keluarga adalah anak-anak karena pada
dasarnya seorang anak cenderung masih mengikuti dan mempelajari bagaimana pola
atau perilaku konsumsi dari anggota keluarga yang lebih tua dari mereka , dari
situlah mereka mulai membentuk pola konsumsi mereka masing-masing ketika
beranjak dewasa. Dewasa ini, rata-rata perilaku memahami dan mempelajari pola
konsumsi ini mulai dilakukan pada anak-anak berusia 6-12 tahun, dan ketika
seorang anak sudah memasuki usia remaja barulah mereka membentuk pola konsumsi
mereka sendiri. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan dengan melihat
pola konsumsi orang tuanya yang boros, cenderung akan membentuk pola konsumsi
yang boros pula. Bahkan dengan melihat pola konsumsi yang tinggi dari anggota keluarganya
mereka mungkin membentuk asumsi bahwa uang bukanlah masalah, karena itu, merupakan
hal yang normal bagi mereka jika pola konsumsi mereka seperti itu. Dengan kata
lain, pola konsumsi keluarga dan perilaku dalam rumah tangga, khususnya orang
tua, sangat penting untuk diperhatikan karena secara tidak sadar hal itu dapat
membentuk dan mempengaruhi perilaku konsumen dalam rumah tangga itu sendiri.
Keluarga
sebagai suatu lingkup paling dekat dengan konsumen “keluarga” merupakan
pengaruh paling kuat pada si konsumen dalam memilih suatu produk. Mengapa
demikian, pertama adalah keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari
keluarga. Kedua adalah keluarga sebagai sumber keturunan. Jadi keluarga ada
hubungannya dalam mempengaruhi prilaku konsumen. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, pola konsumsi keluarga dapat mempengaruhi keseluruhan
perilaku konsumen dalam rumah tangga. Sebagai sumber orientasi terdekat,
seorang anggota keluarga cenderung akan bertanya akan suatu produk kepada
anggota keluarganya yang lain terlebih dahulu dibandingkan terhadap orang luar,
atau bisa saja seorang anggota keluarga mengenal suatu produk karena melihat
anggota keluarganya memakai produk tersebut, seperti dalam pemakaian sabun,
pasta gigi, shampo, sikat gigi, dll. Selain itu keluarga sebagai sumber
keturunan, kadang kita suka mendengar bahwa perilaku anak tidak akan jauh dari
orang tuanya, hal itu dapat pula diterapkan pada perilaku konsumsinya. Jadi
sudah merupakan teori yang umum bahwa anak yang dibesarkan dan didik dengan
perilaku konsumsi keluarga yang sederhana akan terbentuk smenjadi pribadi yang
memiliki pola konsumsi yang rendah pula, begitu juga sebaliknya. Walaupun memang
tak jarang seorang anak yang memiliki perilaku konsumsi yang boros dan cenderung
glamour justru memiliki keluarga dengan pola konsumsi yang sebaliknya, namun
hal tersebut dapat pula diakibatkan faktor lingkungan, seperti teman-teman di
lingkungan sekolahnya, dll, mengingat bahwa perilaku konsumsi tidak hanya
dipengaruhi faktor internal tetapi dapat pula dipengaruhi faktor eksternal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar