Sikap adalah
pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan
perasaan seseorang terhadap sesuatu, sedangkan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar. Untuk memahami perilaku manusia diperlukan
bantuan berbagai macam ilmu pengetahuan. Ilmu fisiologi, mempelajari tingkah
laku manusia, dengan menitikberatkan sifat-sifat yang khas dari organ-organ dan
sel-sel yang ada dalam tubuh. Sedangkan sosiologi, mempelajari bentuk-bentuk
tingkah laku dan perbuatan manusia dengan menitik beratkan pada masyarakat dan
kelompok sosial sebagai satu kesatuan, dan melihat individu sebagai bagian dari
kelompok masyarakat (keluarga, kelompok sosial, kerabat, clan, suku, ras,
bangsa). Di antara dua kelompok ilmu pengetahuan ini berdiri psikologi, yang
membidangi individu dengan segala bentuk aktivitasnya, perbuatan, perilaku dan
kerja selama hidupnya (Kartini, K., 1980). Selanjutnya Kartini menyatakan,
bahwa fisiologi memberikan penjelasan mengenai macam-macam tingkah laku
lahiriah, yang sifatnya jasmani. Sedangkan manusia merupakan satu totalitas
jasmani-rohani. Psikologi mempelajari bentuk tingkah laku (perbuatan,
aktivitas) individu dalam relasinya dengan lingkungannya. Dari pemahaman diatas, terlihat bahwa betapa mempelajari
sikap dan perilaku manusia sangat penting, agar tercipta hubungan yang baik
dengan lingkungan sekitarnya.
Secara
umum, dalam berbagai referensi, sikap memiliki 3 komponen yakni : kognitif,
afektif, dan kecenderungan tindakan (Morgan dan King, 1975 ; Krech dan Ballacy, 1963 ; Howard dan Kendler, 1974 ; Gerungan,
2000). Komponen kognitif merupakan aspek
sikap yang berkenaan dengan penilaian individu
terhadap obyek atau subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan
evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang
akan diakomodasi atau diasimilasikan dengan
pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai – nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya,
pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau
komponen afektif dari sikap individu. Oleh karena
itu, komponen afektif dapat dikatakan sebagai perasaan (emosi) individu terhadap obyek atau subyek, yang sejalan dengan
hasil penilaiannya. Sedang komponen
kecenderungan bertindak berkenaan dengan keinginan
individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengan keyakinan dan keinginannya.
Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W.
Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen yaitu :
1. Pengaruh
lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai
dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang
membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi
mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku
keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2. Perbedaan
dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan,
sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan
faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta
mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku
konsumen dalam proses keputusannya.
3. Proses
psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap
dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian
konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam
penambilan keputusan pembelian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar